Evakuasi Rakyat Gaza Bukanlah Sebuah Solusi

20250611_165205

Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom

Aktivis Muslimah Aceh

 

LenSaMediaNews.Com–Sebelum lawatan ke Timur Tengah, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan gagasannya untuk evakuasi warga Palestina sebagai korban perang. Ada dua syarat agar evakuasi bisa terealisasi yaitu pertama, mendapat dukungan penuh negara-negara Tetangga di Timur Tengah. Kedua, kewajiban mengembalikan setelah kondisi aman dan proses pengobatan korban sudah dianggap cukup. Statement presiden ini telah menimbulkan pro-kontra dalam negeri (Republika.co.id, 09-04-2025).

 

Pernyataan Prabowo bahwa Indonesia siap menerima1000 warga Gaza, sesungguhnya j akan memuluskan agenda pengusiran warga Gaza seperti yang diinginkan oleh penjajah. Yang secara tidak langsung seperti membantu mereka untuk mengosongkan Gaza demi tercapainya sebuah misi. Sangat disayangkan, seorang pemimpin muslim bisa menyatakan hal tersebut, seolah dirinya bukan bagian dari kaum muslimin yang hari ini sedang dijajah.

 

Pernyataan ini justru kontra produktif dengan seruan jihad yang disuarakan oleh banyak pihak hari ini, yang menyadari bahwa tidak ada solusi hakiki selain jihad, terlebih ketika melihat berbagai upaya yang dilakukan nyatanya tidak menghentikan penjajahan dan genosida.

 

Evakuasi rakyat Gaza jelas makin menjauhkan dari solusi hakiki, karena sejatinya Zionislah yang melakukan pendudukan bahkan perampasan wilayah. Sudah seharusnya Zionis yang diusir dari tanah Palestina dan bukannya warga Gaza yang dievakuasi.

 

Di sisi lain, evakuasi tersebut bisa jadi merupakan bentuk tekanan AS terhadap Indonesia atas kebijakan baru AS menaikkan tarif impor. Keberhasilan upaya Indonesia dalam melakukan negosiasi atas kebijakan tersebut bisa jadi akan digunakan alat untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi warga Gaza. Inilah buah simalakama bagi negeri yang tergantung pada negara lain.

 

Pemimpin negeri muslim seharusnya menyambut seruan jihad. Namun hari ini, Nasionalisme dan prinsip tak boleh ikut campur urusan negara lain menjadi penghalang menyambut seruan jihad.

 

Sikap ini menunjukkan pengkhianatan pemimpin negeri muslim. Betapa tidak malunya kita setelah dipilih menjadi pemimpin malah menyerang penduduk miskin bukan melindunginya, inilah gambaran pemimpin di negeri ini.

 

Negeri muslim seharusnya menjadi negara adidaya yang memimpin dunia. Khilafah sebagai negara adidaya akan menerapkan syariat Islam sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam dan membela setiap muslim. Sayangnya hari ini Khilafah belum tegak, nasib umat Islam pun makin sengsara di dalam sistem ini mereka dibunuh perlahan dengan kelaparan, penindasan dan genosida.

 

Maka Umat harusnya terus didorong untuk menolak evakuasi warga Palestina. Juga menyeru para penguasa untuk mengirimkan tentara demi membela saudaranya muslim Palestina. Pada saat yang sama, Umat juga makin kuat berjuang untuk menegakkan Khilafah. Karena hanya jihad dan tegaknya Khilafah solusi hakiki membebaskan Palestina dari cengkeraman penjajah.

 

Karena itu kita butuh sebuah gerakan dari umat ini yang membutuhkan kepemimpinan partai Islam ideologis agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar sehingga memberikan pengaruh besar dalam mendorong penguasa negeri muslim untuk mengirimkan tentara untuk berjihad dan tegaknya Khilafah.

 

Seperti firman Allah berikut ini yang artinya, “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung“. ( TQS Ali Imran : 104).

 

Partai Islam inilah yang mencoba menyadarkan umat betapa pentingnya menegakkan khilafah, salah satunya adalah untuk membebaskan negeri kaum muslimin dari penjajahan kafir secara fisik dan pemikiran kufur. Wallahu ‘alam. [LM/ry].