Palestina Butuh Jihad Nyata, Bukan Hanya Fatwa

Oleh : Istiana
Nakes ideologis
LenSaMediaNews.Com, Opini–International Union of Muslim Scholars baru saja mengeluarkan fatwa menyerukan jihad melawan Israel, yang kemudian fatwa ini di dukung oleh banyak ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam (CNNindonesia.com, 9-4-2025).
Setelah 17 belas bulan kebiadaban Zionis terhadap Palestina dan gagalnya seluruh upaya umat menolong kaum muslim yang ada di sana, mulai dari demo, boikot, bantuan logistik dan lain sebagainya, kini terbitlah fatwa sebagai bentuk respon dari semakin bengisnya zionis terhadap saudara kita di Palestina.
Tercatat ada 39 ribu anak yatim akibat genosida. Setiap hari 100 anak Gaza meninggal dunia. Sekitar 1309 tewas sejak Zionis kembali melancarkan aksi militernya pada 18 maret 2025. Bahkan rakyat Palestina tetap di hujani bom saat perayaan Idulfitri. Semua fakta itu terjadi di tengah narasi HAM yang semakin hari semakin di gembor-gerborkan ( SindoNews.com, 05-4-2025).
Sayang seribu sayang jika responnya hanya sebuah fatwa, bagaimana tidak, fatwa sama sekali tidak memiliki kekuatan yang mengikat, jelas ini tidak akan efektif untuk menghentikan kebiadaban Zionis.
Maka seruan dan fatwa saja jelas tidak cukup. Palestina butuh jihad yang nyata. Terlebih jihad defensive selama ini sudah dilakukan oleh kaum muslimin di Palestina di bawah komando sebuah kelompok bersenjata, namun tetap belum cukup apalagi ini hanya seruan.
Kembali lagi konsep Nation State dan tetek bengek aturan international yang di usung barat menjadi penghalang mereka untuk menolong saudara sesama muslim untuk bertindak lebih dari seruan dan boikot. Semua ini harusnya menyadarkan umat, tidak ada yang bisa di harapkan dari lembaga-lembaga internasional dan semua aturan yang di lahirkannya.
Padahal bukan rahasia umum lagi kalau AS dan Yahudi bahu membahu untuk menghancurkan Palestina, jelas ini sangat kontras dengan sikap para penguasa di negeri-negeri muslim mereka seakan-akan buta melihat pembantaian yang terjadi di Palestina.
Saat AS bergerak membantu Yahudi dengan memasok senjata, penguasa negeri-negeri tidak tergerak hatinya untuk memobilisasi pasukan militer untuk berjihad membebaskan Palestina, padahal kekuatan militer ada di tangan para penguasa tapi yang mereka lakukan hanya sebatas seruan. Maka wajar jika tagar ainal muslimin sempat menjadi trending topik di seluruh platform media sosial, karena memang ketidak hadiran nyata umat muslim untuk Palestina
Maka pembebasan Palestina hanya bisa di lakukan dengan jihad yang nyata, butuh komando dari seorang pemimpin bagi umat di seluruh dunia. Akhirnya menjadi kewajiban menghadirkan kepemimpinan satu komando bagi seluruh kaum muslim ( khilafah) , menjadi agenda utama umat islam hingga penegakkannya. Terutama bagi gerakan-gerakan dakwah yang serius ingin menolong Palestina
Karena kepemimpinan yang di sebut khilafah hanya bisa tegak hanya dengan dukungan mayoritas umat Umat sejatinya pemilik hakiki kekuasaan yang mampu menggerakkan para penguasa. Dan hanya khilafahlah yang bisa mewujudkan jihad nyata untuk menuntaskan masalah Palestina hingga ke akarnya
Maka masa depan Palestina ada di tangan umat muslim dunia, yaitu pada kepimpinan politik islam atau khilafah yang seharusnya sungguh-sungguh di perjuangkan. [LM/ry].