Rindu Khilafah Saat Idulfitri dan Selamanya

Oleh Lulu Nugroho

 

 

Lensamedianews.com_ Momen Idulfitri merupakan saat bergembira bagi umat, setelah sebulan penuh menikmati Ramadan. Sayangnya kebahagiaan tersebut belum dirasakan umat di berbagai penjuru dunia, terlebih di Palestina dan beberapa wilayah lainnya yang berada dalam tekanan penjajahan. Hari raya yang sejatinya setiap individu menyambutnya dengan penuh suka cita, ternyata berbalik menjadi nestapa, derita dan air mata.

 

Mereka harus berhadapan dengan kekuatan jahat yang berusaha dengan segala cara, menghancurkan umat. Anak-anak terkapar tanpa daya, akibat senjata Zionis. Sementara dunia hanya diam membeku, tak berbelas kasihan dan tak juga mengulurkan tangan.

 

Fakta ini menambah daftar panjang penderitaan umat. Tidak hanya kehilangan harta benda, tetapi mereka juga harus merelakan kematian anggota keluarga, kehilangan anggota tubuh dan tempat tinggal. Maka kita tak boleh berpaling dari mereka, tetap harus menjaga dalam doa, gerakan boikot, donasi, dan upaya menyampaikan pada khalayak ramai solusi hakiki mengentaskan penjajahan yakni dengan jihad dan persatuan umat di bawah komando Khilafah.

 

Gencatan senjata ternyata tak membuahkan hasil, meski dunia merasa sedikit lega dengan adanya solusi ini, namun ia hanya bersifat sementara. Sebab musuh masih berdiri mengadang kaum muslim. Hingga akhirnya mereka pun ingkar. Seperti prediksi sebelumnya, entitas Zionis akhirnya tak lagi menepati janji. Lagi-lagi berulah dengan gempuran rudal di wilayah Palestina yang kembali menyerang justru di momen hari raya.⁣


Militer Israel terus melakukan serangan ke wilayah Gaza dan sekitarnya, hingga menelan korban dalam 48 jam terakhir. Dilansir AFP, Selasa (1-4-2025), Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan ada 80 orang di Palestina tewas dalam 48 jam terakhir, yang tersebar di seluruh wilayah Palestina.⁣

 

Berbeda dengan UNICEF yang justru melaporkan 322 anak telah kehilangan nyawa dan 609 anak mengalami luka dalam 10 hari terakhir di Gaza. Banyak dari mereka adalah pengungsi yang berlindung di tenda atau rumah yang rusak. UNICEF mendesak agar bantuan kemanusiaan segera diperbolehkan masuk dan anak-anak yang sakit atau terluka dievakuasi untuk mendapatkan perawatan. Krisis pangan, air bersih, dan layanan medis yang terbatas meningkatkan risiko kesehatan bagi anak-anak di sana.

 

Tak hanya menyerang tentara. Pasukan Zionas pun melukai rakyat sipil, anak-anak, perempuan, manula, petugas medis, jurnalis dan sebagainya. Mereka menembaki ambulans di Gaza selatan pekan lalu setelah mengidentifikasinya sebagai ‘kendaraan mencurigakan’.

 

Agresi militer Zionis dengan dukungan Barat, serta persekongkolan para pemimpin negeri-negeri muslim melalui sikap pembiaran dan diamnya mereka, telah memperpanjang derita Palestina.
Padahal kedudukan seorang pemimpin adalah melindungi dan mengurusi seluruh perkara umat, dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu bahwa Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya. (HR Muttafaqun ’Alayh dll)

 

Terburailah persatuan umat, hilang ikatan akidah di antara sesama, tak lagi merasakan dirinya sebagai satu tubuh.
Sabda Rasulullah saw. “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh” (HR Muslim)

 

Tak perlu sepakat pada solusi dua negara, yang ditawarkan Barat maupun solusi lainnya yang menguntungkan mereka. Sebab sejatinya mereka telah berkhianat, berpihak pada penjajah yang ingin merampas tanah milik umat, tanah kharajiyah yang dahulu pernah dibebaskan di masa Kekhalifahan Umar bin Khaththab.

 

Umat menanti Khilafah, yang akan membebaskan mereka dari penjajahan, membasmi seluruh angkara murka dan pelanggaran terhadap hukum Allah. Rindu Khilafah dengan kekuatan pasukan tempurnya yang sangat dahsyat, yang akan bersegera mewujudkan kedamaian di bumi Palestina, tanpa hitungan hari, bulan atau tahun. Kepemimpinan kufur tak layak tegak terhadap kaum muslim.

 

Rindu Khilafah yang akan mengatur urusan umat dengan sebaik-baik pengaturan. Dengannya, seluruh potensi kebaikan yang ada, akan mengalir membanjiri sebuah negeri yang diterapkan Islam kaffah di sana, melahirkan keberkahan dan nikmat yang terhingga, yang datangnya dari Allah Sang Empunya alam semesta.

 

Khilafah akan menata ulang puzzle dunia yang porak poranda akibat sekularisme. Tanpa panduan agama, kehidupan tak lagi tertata indah. Banyak petaka dan kerusakan dibuatnya. Khilafah akan memperbaiki, menghilangkan keburukan, memunculkan potensi baik yang ada pada setiap insan. Hingga akhirnya seluruh kebaikan menyatu dan menjadi corak yang khas dalam peradaban gemilang.

 

Inilah agenda besar umat, proyek bersama yang harus segera terealisasi untuk menjaga Islam, yaitu mewujudkan satu kepemimpinan di tengah umat. Hal ini adalah sebuah keniscayaan, darinya seluruh perkara umat akan dikelola menggunakan syariat, sehingga predikat umat terbaik (khairu ummah) dapat kembali disematkan pada diri kaum muslim. Karenanya, Khilafah wajib ada di tengah kaum muslim, saat Idulfitri dan di sepanjang waktu hingga akhir zaman. Tsumma takuunu khilafatan ala minhajin nubuwwah.