Sekolah Rakyat Bukan Solusi Pendidikan Sistemik
LensaMediaNews.com, Surat Pembaca_ Inisiasi sekolah rakyat yang digagas presiden Prabowo Subianto cukup menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, inisiasi ini disebut sebagai solusi bagi keluarga miskin yang kesulitan untuk bersekolah. Namun, keputusan ini juga diprotes oleh masyarakat agar sebaiknya memperbaiki institusi pendidikan yang sudah ada, daripada membangun sekolah rakyat dari nol. Selain itu, program ini juga dinilai belum matang dan minim kajian. Sehingga masyarakat khawatir dana yang cukup besar digelontorkan tanpa ada target yang cukup jelas dan terukur.
Tujuan awal didirikannya sekolah rakyat untuk mengakomodasi masyarakat miskin, sejatinya tak akan benar-benar menumpas kemiskinan dari akar. Betul memang jika program ini berjalan secara efektif harapannya akan ada perubahan di tengah masyarakat. Namun, kemiskinan di Indonesia cukup sistemik. Lapangan pekerjaan yang minim, PHK di mana-mana, biaya sekolah lanjut yang tinggi, semua itu sulit menjamin kemiskinan yang sudah mengakar dan sistemik di negara ini.
Beban anggaran yang tinggi untuk pengadaan sekolah rakyat juga dikritisi untuk memaksimalkan sekolah yang sudah ada. Betapa banyak sekolah yang aksesnya belum aman dan nyaman bagi para siswa. Mereka harus menempuh perjalanan jauh bahkan menyeberang jembatan atau menyeberangi sungai dengan perahu untuk mencapainya. Di sekolah-sekolah yang sudah ada, fasilitas belum maksimal dan optimal. Belum lagi persoalan gaji dan tunjangan guru yang seringnya memprihatinkan. Pada akhirnya kualitas sekolah yang sudah ada pun tidak bisa menjanjikan sumber daya unggul bagi Indonesia secara merata di seluruh pelosok negeri.
Hal ini sangat jauh berbeda dalam Islam. Ketika Islam menganggap pendidikan sebagai suatu sektor yang penting, bukan hanya fasilitas dan kualitas yang terus diupayakan demi menciptakan generasi penerus yang unggul. Pendidikan dijamin gratis untuk semua rakyat dengan kualitas yang menjanjikan. Guru dihargai sehingga mereka dapat mengajar dengan maksimal tanpa khawatir kebutuhan yang tak bisa didapatkan. Perspektif Islam memandang pendidikan sebagai tanggung jawab bagi rakyat yang tak ada dalam sistem kapitalisme yang dijalani sekarang. Sekolah Rakyat mungkin sekilas nampak baik, tetapi ide itu bak fenomena solusi tambal sulam yang tak akan pernah benar-benar menyediakan solusi sampai tuntas.
Pun dalam Islam yang dijamin bukan hanya soal kualitas pendidikannya. Lapangan pekerjaan, jaminan kesehatan, gaji guru yang memadai, perumahan yang adil dan merata juga ikut diupayakan demi membangun lingkungan yang mendukung bagi pendidikan. Sistem Islam yang dijalankan sesuai aturan dari Allah hanya akan membawa kita pada solusis sistemik yang benar-benar menjadikan Islam rahmatan lil ‘alamin. Semoga ini bisa umat sadari dan kehendaki untuk diterapkan sebagai sistem kehidupan. Aamiin.
Najma Nabila (Bogor)
[LM/nr]
