Lemahnya Pelayanan Haji, dimana peran Negara?

Oleh : Ummu Fillah
LenSaMediaNews.Com–Ibadah mahdoh yang dikerjakan oleh setiap muslim tiap tahunnya jika mampu adalah berhaji. Sempurnalah sudah rukun Islam yang kelima. Tidak dapat dipungkiri, bahwa ibadah haji ini, menjadi prioritas sebagian orang untuk mengejar keutamaan beribadah di tanah suci.
Sayang nian, penyelenggaraan haji tahun ini banyak kekacauan di lapangan yang dialami para jamaah haji Indonesia. Tentu saja penyebabnya adalah kurang maksimalnya peran negara dalam pelayanan haji.
Wakil ketua DPR RI, Bapak Adies, mengungkapkan ada sejumlah persoalan, diantaranya beberapa jamaah haji yang diusir dari tempat istirahat pada malam hari, jamaah haji yang tertinggal rombongan hingga keterlambatan distribusi konsumsi (Tempo.co, 8-6-2025). Belum lagi jamaah yang gagal berangkat karena pembatalan sepihak. Sebagaimana yang dialami Heri ( Republika.co.id, 2-6- 2025).
Kistuhnya penyelenggaraan haji tidak hanya terjadi pada tahun ini saja. Tetapi menjadi masalah yang terjadi tiap tahunnya. Pada penyelenggaraan haji tahun 2023, akomodasi dan transportasi selama Arofah, Mudzalifah dan Mina, hingga banyak jamaah haji yang terlantar dan sulitnya mendapatkan makanan.
Sedangkan pada tahun 2024, tim pengawas Haji menemukan beberapa masalah yang sangat krusial. Yaitu buruknya layanan dasar, ketersediaan toilet, penempatan tenda tidak sesuai maktab, alokasi kuota tambahan yang diperjual belikan dan kenaikan ongkos haji. Seharusnya pemerintah melakukan evaluasi agar tidak terjadi kesalahan kesalahan yang krusial.
Negara berperan penting dalam hal ini. Karena menyangkut kepentingan ibadah jamaah haji. Kesalahan ini bukan hanya terkait teknis, ataupun administrasi saja, tapi paradigmatis yang berpangkal pada Kapitalisasi ibadah haji, dan lemahnya peran negara. Negara sebagai pilar yang wajib mengurus urusan semua rakyat, baik yang termasuk dalam ibadah haji, mulai dari teknis dan mekanisme.
Dalam Islam, perkara ibadah haji bukan hanya soal administrasi dan teknis melainkan hubungan dua negara yang memiliki landasan iman dan takwa. Kerja sama ini harusnya dilandasi dengan persatuan yang hakiki. Persatuan ini tidak akan terwujud karena masih menerapkan konsep Nation State (negara bangsa).
Butuh kepemimpinan umat yang satu yaitu Khilafah Islamiyah. Dimana umat Islam bersatu dalam satu naungan. Tak ada sekat antar bangsa. Disinilah sejatinya makna dari ibadah haji. Umat Islam bersatu. Tanpa perbedaan ras, negara, golongan, jabatan dan kedudukan. Semua sama dihadapan Allah.
Semoga semangat persatuan ini segera terwujud, dan Allah turunkan berkah dari langit dan bumi. Sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Dan sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (TQS Al A’raf :96).
Saat ini para jamaah sudah berpulang ke negaranya masing-masing. Semoga membawa spirit persatuan dan kesatuan yang hakiki dan menjadikan pahala haji mabrur. Dan dengan semangat persatuan umat juga, semoga Gaza segera merdeka. Wallahualam bissawab. [LM/ry].